Bosan



Kata orang ini terjadi karena tidak ada kerjaan,
Toh mau diapa kita tidak tinggal di pemerintahan,
Yang kerjanya tanpa bosan karena ada bawahan,
Kita mau jajan tapi kurang uang karena dolar alami kenaikan,
Dampaknya rupiah alami penurunan,
Barang dulunya murah kini kemahalan,
Mahasiswa yang kos-kosan kini kewalahan,
Uang sewa ada penambahan,
Ekonomi semakin terpuruk derita rakyat alami penumpukan,
Apalagi cuaca di fase kemarau panjang uang hangus di persawahan (kekeringan),
Padi yang dulunya hijau bukannya menguning tapi hangus kecoklatan,
Apa yang ditunggu dari sektor pertanian?,
Toh bantuan juga tak kunjung datang, karena pemerintah juga lagi kesulitan,
Penulispun semakin kebosanan, karena tarif kuota bergantung pada ketikan,
Satu ketikan lewat kuota puluhan bahkan ratusan,
Lebih-lebih yang sering pacaran,
Tidak miliki modal untuk berduaan, apalagi smsan,
Pulsa jadi konsumsi yang keseringan,
Katanya demi pengorbanan,
Walau dompet alami kekosongan, itu tak masalah demi nyenengin kesayangan,
Ibadah juga ikut jadi alasan,
Katanya tidak bisa ke mesjid untuk jum’atan,
Karena tidak pakai sendal yang trendi adanya cuma sendal made in japan,
Wah…semua sektor kayaknya tersengat wabah kebosanan,
Kebanyakan adanya cuma kritikan, tidak ada tindakan lanjutan dari pemerintah setelah dengar jeritan,
Dari para aktivis yang di dampingi ribuan demonstran, berjuang hingga keringatan, sampai-sampai sebabkan kemacetan,
Ujung-ujungnya semua di limpahkan pada tuhan, katanya terlalu bnyak cobaan…
Saya mah, cuma bisa tertawa kegelian,
Karena saya bosan bukan karena itu semua,
Saya bosan karena kurang ketampanan, yang banyak cuma kejelekan. Tapi satu yang kusyukuri, Saya masi di sertai dg kebaikan dan kemuliaan…
Syeitanpun tertawa jahat, katanya mereka yang ikuti jalanku kuhadiahkan,
Untuknya neraka jahannam…
bosan?

~Riswan Amir~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terlantar

Berlaga di Tengah Padatnya Kemacetan Ekonomi